Monday, March 4, 2013

Kisah Sejati


Membunuh
Karena Perintah
Dari Tuhan

Penghapusan sanksi hukuman mati yang diberlakukan di Ukraina, membuat seorang pembunuh berantai ini masih dapat merasakan udara kehidupan. Dia hanya mendapatkan hukuman seumur hidup, kendati telah mengabisi nyawa 52 orang. Para korban dibantai dengan sadis, setelah seluruh hartanya dikuras.
Anatoly Yuriyovych Onoprienko
            Sejarah kejahatan mencatat, nama Anatoly Yuriyovych Onoprienko sebagai salah satu pembunuh berantai terkejam. Sedikitnya dia telah membantai nyawa 52 orang. Sebagian adalah anak-anak dan balita.
            Aksi sadis pria yang dijuluki The Terminator ini, dimulai sejak tahun 1989 hingga 1996. Itu artinya, selama 7 tahun Anatoly mengukir karir kejahatannya. Semua dilakukan di beberapa wilayah Ukraina.
            Terungkapnya aksi kejahatan Anatoly bermula pada Hari Minggu, 7 April 1996. Saat itu sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat, seorang penyidik kepolisian, Sergei Kryukov, mendapat telfon dari seseorang.
Hari Minggu itu, Sergei Kryukov memang mendapat giliran lembur. Hanya dia dan beberapa orang polisi, yang berjaga di kantornya. Ship pergantian jaga, baru akan dimulai pada tengah malam.
Pagi itu, Sergei Kryukov menerima telfon dari seorang lelaki yang mengaku bernama Pyotr Onoprienko. Dia adalah warga Olevsk, di Propinsi Oblast Zhitomirskaya. Pyotr mengaku ketakutan dengan sikap adik sepupunya, Anatoly Onoprienko, yang tinggal bersebelahan.
Menurut Pyotr, Anatoly mengancam akan membunuh seluruh keluarganya. Dan yang membuat takut, saat itu ditemukan beberapa pucuk senjata laras panjang di dalam gudang milik sepupunya itu.
Setelah mendapat laporan ini, Sergei Kryukov segera mengajak beberapa petugas polisi untuk mendatangi rumah Anatoly. Hanya 10 menit kemudian, mereka sampai di tempat tujuan.
Saat itu, Anatoly yang tidak menyadari kehadiran polisi, segera membuka pintu rumahnya. Semula dia mengira jika anak istrinya yang tengah berada di gereja, sudah pulang.
Meski kaget dengan kedatangan polisi, namun Anatoly berusaha bersikap tenang. Seorang petugas langsung memintai keterangannya, soal ancaman pembunuhan kepada Pyotr. Sedangkan sebagian petugas yang lain, menggeledah sejumlah ruangan.
Jejak Pembunuhan Anatoly
Saat penggeledahan dilakukan inilah, petugas menemukan sepucuk senapan laras panjang. Dilihat dari jenis dan nomor serinya, petugas yakin bahwa senjata itu bukan milik Anatoly. Sebab beberapa hari sebelumnya, senjata yang sama juga telah dilaporkan hilang oleh seseorang.
“Aku punya daftar, yang selalu kubawa berkeliling. Ada item tertentu yang telah dilaporkan hilang. Termasuk senjata sejenis seperti milik terdakwa,” kata Sergei Kryukov, saat memberikan kesaksian di depan pengadilan.
Begitu mendapati senjata tersebut, petugas langsung mengamankan Anatoly. Dia segera dibawa ke kantor polisi, untuk dilakukan pemeriksaan. Beberapa petugas akhirnya juga menemukan sejumlah senjata lain dari berbagai jenis, yang tersimpan di gudang dan kamar milik pria itu.
Bukan hanya senjata. Petugas juga menemukan beberapa perhiasan di rumah Anatoly. Sebagian telah diidentifikasi milik korban-korban pembunuhan di beberapa daerah.
Saat itu juga polisi menetapkan Anatoly sebagai tersangka pembunuhan. “Sedikitnya kami menemukan 122 item barang, yang merupakan milik korban-korban pembunuhan,” tegas Sergei Kryukov.
Meski bukti materiil untuk menjerat Anatoly sudah lebih dari cukup, namun polisi tak mau bertindak gegabah. Mereka tetap membutuhkan pengakuan langsung dari Anatoly soal kejahatan yang telah dilakukannya. Hal ini untuk memperkuat dakwaan di pengadilan.

Menolak Bicara

Saat pemeriksaan dilakukan, petugas sempat kesulitan untuk mengorek keterangan dari pria itu. Beberapa penyidik akhirnya menyerah. Sebab dengan cara apapun, Anatoly tetap tak mau bicara.
“Aku hanya akan bicara dengan seseorang yang berpangkat jenderal. Tidak dengan siapapun yang berpangkat di bawah jenderal,” ujarnya, dihadapan para penyidik.
Kepala penyidik, Bogdan Teslya akhirnya tak berkutik menghadapi permintaan Anatoly. Dia pun segera menghubungi seseorang di kementerian dalam negeri, untuk meminta seorang jenderal datang ke kantor polisi tempat dimana Anatoly diamankan.
Bogdan Teslya hanya memastikan, agar Anatoly nantinya benar-benar mau bicara. Semua ini demi pengungkapan kasus. “Aku katakan pada dia, bahwa kami akan mendatangkan 10 jenderal, seperti yang diinginkan. Tapi aku harus memastikan dulu, bahwa dia benar-benar mau bicara,” ungkap Bogdan Teslya, dihadapan wartawan kala itu.
Dan benar saja. Setelah Jenderal Romanuk didatangkan, Anatoly pun mengungkapkan apa yang terjadi. Dimulai dari jati dirinya. Dimana dia dilahirkan? Sampai mengapa dia membunuh?
Kepada Jenderal Romanuk, Anatoly mengaku lahir di Kota Laski di Propinsi Oblast Zhitomirskaya. Dia dibesarkan dalam keluarga yang sangat sederhana. Dimana dia sering kekurangan makanan.
Saat beranjak remaja, Anatoly sempat dikirim ke panti asuhan oleh ayahnya. Beberapa tahun kemudian, kakak dan ibunya menjemput, dan membawa Anatoly kembali ke rumah.
Setelah dewasa, Anatoly bekerja sebagai sekuriti di tempat kebugaran. Dia bekerja dengan seorang teman bernama Sergei Rogozin. “Tapi pendapatan kami sedikit sekali. Padahal aku harus menghidupi ibu dan kakak perempuanku,” kata Anatoly.
Sampai suatu hari, muncul ide dari Sergei Rogozin, untuk merampok. Ini dilakukan, guna mencari tambahan pendapatan. Mula-mula mereka merampok toko senapan, untuk mencuri beberapa senjata jenis pistol dan laras panjang.
Pertama mereka merampok sebuah rumah terpencil di pinggiran Kota Olevsk. Disana, Anatoly dan Sergei Rogozin membunuh seluruh penghuni rumah. Ada dua orang dewasa dan delapan anak-anak, yang mereka bantai dengan keji.

Saat itu mereka merampok seluruh harta milik penghuni rumah. Termasuk beberapa senjata laras panjang. Hasil rampokan kemudian dibagi rata, antara Anatoly dan Sergei Rogozin.
Beberapa bulan kemudian, perampokan kembali dilakukan. Kali ini sasarannya adalah sebuah keluarga yang tengah menumpang satu mobil. Mereka berencana melakukan perjalanan ke luar kota, tapi memilih berhenti sejak, untuk istirahat di pinggir jalan.
Beberapa orang korban kejahatan Sang Terminator
“Kami mendekati mobil hanya untuk merampok. Tapi mereka melawan, hingga membuat kami membunuh. Disana ada lima orang, termasuk seorang anak lelaki berumur 11 tahun,” jelasnya.
Setelah dikuras harta bendanya, mobil beserta lima mayat di dalamnya langsung dibakar. “Sejak saat itu, aku dan Sergei Rogozin berpisah. Aku tidak tahu lagi dimana sekarang dia berada,” ujarnya.
Berturut-turut sejak itu, Anatoly melakukan aksi pembunuhan dan perampokan seorang diri. Termasuk pembunuhan yang dilakukannya pada malam tanggal 24 Desember 1995 di desa terpencil bernama Garmarnia, di Ukraina Tengah.
Disana Anatoly menghabisi nyawa pria bernama Zaichenko beserta seluruh keluarganya. Lalu mengambil harta milik keluarga malang itu. Diantaranya sepasang cincin pernikahan, sebuah kalung dengan bandul salib emas kecil, anting-anting dan uang tunai ratusan dollar.
“Untuk menghilangkan jejak, aku membakar rumah keluarga itu, beserta mayat-mayat mereka,” ucapnya.

Ada Bisikan

Pada tanggal 17 Januari 1996, Anatoly pergi ke Kota Bratkovichi, dan masuk ke rumah milik keluarga Pilat. Tapi sayangnya, disana tidak dia temukan harta yang berharga.
Namun karena sudah terlanjur dipergoki pemilik rumah, dia membunuh seluruh keluarga Pilat. Bahkan kemudian membakar rumah korbannya itu dengan tanpa perasaan iba.
Usai membunuh, Anatoly bermaksud pergi. Tapi keberadaannya terlanjur dipergoki oleh dua tetangga Pilat. Mereka adalah seorang perempuan berumur 27 tahun bernama Kondzela dan seorang pria tua umur 56 tahun bernama Zakharko.
“Mereka aku bunuh sekalian, karena menjadi saksi pembakaran rumah itu,” jelas Anatoly.
Kurang dari dua minggu kemudian, pada tanggal 30 Januari 1996, di wilayah, Fastova Kievskaya Oblast, Anatoly menembak dan membunuh seorang perawat umur 28 tahun bernama Marusina. Dia dibunuh bersama dua putranya yang masih anak-anak, serta seorang laki-laki umur 32 tahun bernama Zagranichniy. “Saat itu aku tidak merampok, tapi sekedar ingin membunuh saja,” ungkapnya.
Selain itu, masih banyak lagi pembunuhan yang dilakukan Anatoly. Sebagian hanya karena dorongan untuk memuaskan keinginan semata. Dan yang sungguh tidak masuk akal, Anatoly mengaku membunuh, karena mendapat perintah langsung dari Tuhan.
“Aku membunuh mereka, karena aku sangat mencintai mereka. Terutama wanita dan anak-anak. Ada suara yang terus berbisik di telingaku, untuk menghabisi nyawa-nyawa itu. Dan suara yang kudengar ini, adalah perintah dari Tuhan,” tegasnya.
Pembunuhan terakhir dilakukan Anatoly pada tanggal 22 Maret 1996. Saat itu dia membunuh satu keluarga di Desa Busk, di luar Kota Bratkovichi. Empat orang dibunuhnya. Dua dewasa, dan dua lagi anak-anak.
Atas semua kejahatan yang dilakukannya, Bulan April 1999, Anatoly dijatuhi hukuman seumur hidup. Keputusan ini diambil, karena Ukraina sudah tidak lagi memberlakukan hukuman mati.
Banyak pihak yang menyesalkan mengapa hukuman mati tidak diberlakukan kepada Anatoly. Termasuk Presiden Ukraina saat itu, Leonid Kuchma. Bahkan dalam wawancara dengan wartawan, sang presiden berujar, jika hukum seharusnya memberikan pengecualian pada Anatoly.
Sampai saat ini, meski Anatoly telah divonis seumur hidup, polisi masih terus melakukan penyelidikan. Mereka meyakini, jika korban pembunuhan yang dilakukan Anatoly lebih dari pengakuannya yang berjumlah 52 orang. Bahkan polisi memperkirakan, korban-korban pria berdarah dingin itu, bisa jadi mencapai 100 orang lebih. (****)



No comments: